akhirnya Nanda masuk koran juga! tapi dimasukin lewat mana ya? :P
Pertama lihat koran hari senin kemarin biasa aja..soalnya dah dapat firasat lwat mimpi, malah lhoh.. kok.. gitu sih? ( lhah.. malah nyanyi lagunya Dewiq). foto yang dibuat komentar tidak sesuai yg sepakat kemaren. Mbak deteksi... bukan itu yang dimasukin. Hikz :( Orang pertama yang tau aku masuk koran adalah Mommy!!! Senengnya..
Mom : " Lho.. kejadiannya kapan nan?
aku : " Minggu kemaren mam"
Disitu... aku ditulis sebagai mahasiswa ITS, he..padahal anak Unair. Gapapa deh... abisnya orang yang ikut itu harus dari sekolah yang berbeda. Unair sudah diwakilkan sama Kiki. Nih komen dari beberapa orang gara2 itu
Mas lutfi : He..mahasiswi Its gadungan!
Aku : Hehehe
Mas lutfi: Ga dapet anak ITS trus ngaku anak ITS gitu ya?
aku : Maunya seh gitu mas..
Mas lutfi : itu lokasinya dimana?
Aku : PH
M.lutfi : Ph? apaan tuh?
aku : gubrak!! Pizza hut mas..
m. lutfi : oo kirain production house. kirain mau main pilem hehe
Dhika(X) : Mbak.. di Its jurusan apa ya?
Aku : jurusan tehnik kesastraan hehehe
Dhika : Dasar. Maunya dikibulin koran. Ga malu neng ngaku2?
Aku : biarin wek. Orang gak ada yang protes kok
Dhika : hm.. aku jadi tau kalo kamu skrg gak kurus lagi. Jadi seneng lihatnya
Aku : .....
De tomi : cie.. bookaholic gityu
Aku : he..iya dek :P
Tetangga : Lho Pak arif, nanda kok bisa masuk koran?
Papaku : Iya. ga tau.. masuk2 sendiri kok. ( Jdang!!!)
* * *
Inilah hasil obrolan waktu itu...Obrolan Serius Para Bookaholic tentang Penyakit Autisme
Peduli Penderitaan Sesama
buku: the boy who ate the stars
Penyakit autis mengakibatkan penderita menjadi antisosial. Mereka cenderung lambat untuk memahami sesuatu. Namun, haruskah kita menjauhi para penderita autisme? Mari kita simak obrolan bookaholic berikut.
-----------
Kisah ini dimulai ketika Lucy pindah ke flat no 11 di Rue Merlin. Sebuah apartemen di negara Prancis. Sejenak, kelima bookaholic yang terdiri atas Kiki, Indra, Arita, Nanda, dan Syaifulloh mengikuti alur cerita dengan khidmat.
Mereka berlima terdiam dengan pikiran melayang jauh di benak masing-masing. Tiba-tiba Arita berkata, "Ternyata, autis itu mengerikan ya. Aku nggak nyangka lho ada penyakit seperti ini sebelumnya."
Menanggapi pernyataan Arita, Indra pun menjawab, "Ya memang seperti itu. Namun, kemungkinan untuk sembuh sebenarnya masih ada kok. Asalkan kita punya ketelatenan lebih untuk merawatnya."
Percakapan Arita dan Indra itu nggak selesai sampai di situ. Pendapat mereka membuat tiga bookaholic lainnya terpancing untuk mengutarakan pendapat. Misalnya, Syaifulloh yang akhirnya bertanya butuh waktu berapa lama untuk menyembuhkan penyakit tersebut.
"Pastinya, setiap orang berbeda-beda waktu penyembuhannya," sahut Kiki. Sebab, menurut Kiki, autis itu bukan penyakit yang berasal dari virus seperti penyakit kebanyakan. Namun, lebih pada faktor neurobiologist yang sangat kompleks.
Mendengar penjelasan Kiki, keempat bookaholic lainnya langsung melongo. Mereka serempak bingung dengan apa yang dikatakan Kiki. Melihat reaksi itu, Kiki hanya bisa tersenyum.
Kiki menjelaskan tahap demi tahap. Autisme lebih disebabkan faktor internal. Gangguan neurobiologist itu disebabkan interaksi faktor genetik dan lingkungan. Pengaruh tersebut terjadi selama perkembangan otak.
"Misalnya, penyakit infeksi yang mengenai susunan saraf pusat, trauma, keracunan logam berat, dan zat kimia lain, baik selama masa dalam kandungan maupun setelah melahirkan," ujar Kiki panjang lebar.
autisme itu adalah...
Wow, ternyata kompleks juga ya? "Tapi, penyakit itu nggak menular kan Bu Dokter?" ujar keempat bookaholic serempak menggoda Kiki. Kiki pun menggeleng. "Sama sekali nggak," tegasnya.
Maka, kalau ada anak yang terserang penyakit itu, kalian jangan sangsi dulu. Apalagi menjauhi. Kayaknya, nggak perlu deh. Malah yang harus kalian lakukan adalah menolongnya seperti Lucy. Memang sih penderita penyakit tersebut sedikit sulit dipahami. Terkadang tingkah lakunya agak mengerikan.
Lho ini gini.....
Misalnya, tingkah polah Matthew yang sering memainkan rambut siapa saja. Atau kebiasaan menyebut dirinya dengan "Kau", sedangkan orang lain dengan "Aku." Belum lagi, Matthew punya kesukaan bergulung-gulung dan berteriak histeris. Hal itu membuatnya dicap tidak waras oleh orang kebanyakan.
"Kita doakan saja penderita autis di dunia ini semakin berkurang. Kasihan kan kalau mereka tidak bisa menikmati masa kecil dengan normal seperti anak kebanyakan, " ujar Nanda. Amiiinn! Seru kelimanya serempak.
hasilnya...
Peduli penderitaan sesama..
hmmmm......
ReplyDelete??????????
no komen,,,,